Children of Corn
Anak sekecil itu dengan kaki – kakinya yang kurus
berkeliling di kampusku untuk menjual bubur jagung dalam cup kecil.
Anak sekecil itu membawa baki berisi sekitar 25 cup bubur
jagung di kampusku pada hari minggu dimana dia seharusnya berlari-lari bersama
teman-temannya
Anak Sekecil itu menjualnya hanya seribu rupiah, apalagi
yang bisa kau tawar ? tidak ada, anak sekecil itu tega kau menawar dagangannya
?
Aku membeli dua cup bubur jagung tersebut, agak ragu dengan
rasa bubur tersebut, namun kubeli sajalah karena kupikir sebagai penyemangat
anak itu agar ia bangkit tersenyum.
Aku menyicipinya sesendok, hmmm ternyata nikmat saja,
rasanya manis dan menagih lidah, kucecap cecap bibir sensual ini, syukurlah
harganya seribu ?
Tapi anak sekecil itu ? Negara macam apa yang tega
membiarkan anak tersebut hanya mendapat uang jajan seribu rupiah dari 25 cup
tersebut ? sedangkan gorengan tahu, tempe, bakwan saja hanya nikmat dirasa
ketika bernilai lima ribu.
Tak pelak, jika memang nanti anak-anak ladang jagung membalas
dendam.
“mana cokelat seperti yang dimakan anakmu pak ?”
“pak, apa rasanya es krim besar?”
“nikmat rasanya jika aku memakan buah itu pak”
Masih bisa mereka tidur ?
No comments:
Post a Comment