Saat itu indonesia tahun 2020 sedang mengalami krisi daging sapi dan daging ayam yang kumaksud krisis disini adalah daging sapi dan ayam menjadi sangat mahal perkilogram ya harganya mahal kau bahkan tidak tega membaca nominalnya jika aku menuliskannya pokoknya jangan sampai kau tahu.
Divary adalah anak seorang elit pejabat indonesia saat itu, di lemari pendinginnya terdapat banyak daging sapi dan ayam mentah karena mereka sangat kaya demikian perut mereka terjamin namun Divary tidak terjamin akan kepedulian orangtuanya kecuali ibunya yang masih memperhatikannya jikalau tidak sedang mengawasi perusahaan kosmetiknya,
Divary sedikit kesepian namun siapa sangka dia seorang pahlawan.
Divary demikian dia dipanggil akta kelahirannya hanya mencatat nama itu nama belakang ayahnya tidak dicantumkan Divary mensyukuri hal ini
"Duh siapa juga sih yang mau nama belakang kolot gitu," tengsinnya
tengsin,
saat ini dia menempuh pendidikan di sekolah ilmu manajemen
"rencana gue mau lelang sempak bokap nih" ketusnya
ketusnya
sebagai anak orang kaya hidupnya mungkin kau pikir akan terjamin namun dia adalah produk gagal keluarganya bisa di bilang begitu, dia sangat belagu (istilah yang diberikan oleh pamannya) dia sangat sederhana dengan pakaian Billionaire Boys Clubnya yang itu-itu saja, sepasang sepatu moccasin lungsuran kakak tirinya, sepatu converse hitam yang ia beli tahun lalu dan tas motif bunga yang ia dapat dari garage sale temannya.
"duh ga penting gue pakai pakai kok lo yang ribet woi!"
rambutnya panjang sebahu,
perawatan alami dari lidah buaya yang ia tanam dua tahun yang lalu, benar-benar jatuh dan hitam.
"harta gue nih"
hanya fasilitas mobil dan sopir yang ia dambakan pemberian ayahnya yang ia syukuri
"masalahnya sopir gue kece, yaudah gue terima, toh fasilitas, kenapa harus gue tolak?"
ocehnya sombong,
keluarga Divary adalah keluarga papan atas di Indonesia, keluarga kaya yang mempunyai koleksi apartemen, mall dan peternakan sapi, pokonya dia kayaraya.
. Endang adalah nama ayahnya, beristrikan dua istri yang mencintai kedudukannya Nyonya Adeline Endang dengan 2 anaknya dan Euis Endang dengan Divarynya.
Divary tidak mempunyai teman dekat semenjak....
semenjak ia ketahuan membawa bekal satu helai wagyu steak dengan kentang goreng buatan mamanya Euis Endang yang sangat nikmat,
Divary bersekolah di sekolah negeri saat itu selang dua tahun daging sapi dan ayam menjadi haram bagi rakyat biasa, Divary tiada niat sedikitpun membawa makanan seperti itu untuk berbagi bekal dengan teman-teman SMAnya yang kritis daging sapi,
sekejap teman-temannya menjauhi Divary
"Duh daging enak nih,?"
Ani menatapnya tajam
"
Bro kemarin nungging berapa hari nih kebeli daging macem gitu?"
Agus mencibirnya
"gu..gue ga nungging!"
Divary panas
"hmmmm gue tau deh lo siapa, tapi maksud lo apa bawa makanan macem gini eh ?"
"gue ga bermaksud apa-apa Ani! gue ga tau kalo Mbok masak beginian"
"Yaudahlah ya"
sehelai daging itu di banting ke lantai dan di injak-injak beramai-ramai oleh teman-temannya gepeng kotor tapi masih terlihat mengiurkan,
terpaksa Agus membuangnya ke tempat sampah, wanginya yang tersisa.
"Adil"
Dino bergumam.
setelah itu beredar isu Divary selalu memakan daging setiap jamuan makan malam, ada yang sampai membuat ilustrasinya di kolom majalah siswa, sampai guru-guru pun terkadang memberikan senyum kepada Divary.entah apa maknanya.
"Mom Aku bahkan tidak diberi tahu menu hari ini Mom, kau hendak menghancurkan hidupku aku tidak percaya!?"
Divary bertutur kata halus sesuai adat yang Euis Endang ajarkan,'mendayulah ketika bertuturkata seperti bangsawan'
"Darling anggap saja itulah hadiah sekaligus teguran untukmu."
Euis Endang tersenyum menyodorkan cangkir kopi dingin kepada Divary
"Terima kasih dan setega itukah engkau?"
"Turuti aturan Endang!"
"Dirikuh muak Mom!"
Divary berdiri meninggalkan ruangan mewah khusus jamuan itu.
berlanjut ke ATURAN ENDANG
No comments:
Post a Comment