Kisses Kitten.

Kisses Kitten.
from google

Labels

Saturday, May 25, 2013

Satu Lidah mengait Satu Lidah lainnya

Endang menyuruh Pramudya untuk menjemputku, menangkapku tepat ketika ia pergi bertugas, kesempatan ternyata, Pramudya mengawasi rumah yang kami sewa mungkin aku hanya menurut, mencari aman demi ia.
Pramudya sepanjang mengemudikan mobil hanya diam, aku juga aku siap di hajar Endang, setidaknya aku membawa pisau kecil jika ia nekat menyerang wajahku.

sesampainya aku di rumah megah itu, aku mencium bau daging panggang, ada pesta panggang daging, daging sapi tentunya, air liurku menetes, aku sudah lama tidak makan steak, aku bokek kekasihku demikian.

Pramudya menepikan mobil; aku masih menutup hidung, aku sedih
"kamu bisa turun" Pramudya mematikan mesin
"Bapak sudah menunggu, aku cuma sampai sini" dia melanjutkan
"aku ga mau turun kalau ga sama kamu," aku merapikan rambutku yang panjang
"kamu kemungkinan di hajar" ia berkata serius
"dan kau di pecat, aku bisa mendapatkan supir yang lebih tapan dari kamu" aku menoleh ke arahnya, ia membalas dan kami terdiam.
"cuma menakut-nakuti aku kan Pram ?" aku melanjutkan dan dia terdiam.
"sebelum kamu di pecat sebaiknya kau antar aku menemui Endang, jelaskan bahwa kamu tidur juga sama istri pertamanya" aku tersenyum
"konyol Divary" dia terkikih gugup

kami terdiam, ia membuang muka sekejap aku mereas paksa pahanya yang kokoh, selangkangannya
"kamu sama kotornya dengan Endang Pram!" aku meremas kuat ia terkejut, marah besar
"asejauh mana kau memuaskan ? jangan Bilang seuanya sudah kamu coba!" aku menyerangnya, menahannya di kursi
dia hanya diam
"cuma supir dan kamu bermodal penis ini bisa-bisanya kamu!?" aku duduk di selangkangnya, ada gundukan terasa, memang binatang ternyata aku menciumnya, menyisipkan lidahku paksa, banyak saliva aku masukan, ia membalas. ia membelit lidahku, aku menggigit lidahnya,
adapun sepuluh menit berlalu aku melepaskan,.

"jangan kamu coba-coba melawanku karena kamu supirku dan aku yang mengendalikanu Pramudya!"
aku merapikan pakaianku, bersiap menemui Endang, bersiap untuk semua amarahnya

"Divary, jangan tolol. karena kamu bukan pula seorang majikan"
ia tersenyum kecut

"kalau begitu hadapi Endang juga" sudah kuduga ia memang tak berani dengan Endang, hanya lidahnya saja yang bisa menaklukan.


No comments: