Kisses Kitten.

Kisses Kitten.
from google

Labels

Friday, December 27, 2013

The Flower of Addiction #1


Ketika aku menyadari kebunbunga rumahku mulai tidak terurus aku memperbaikinya, kebetulan saat ini musim panas, tidak ada kesibukan berarti dan aku menikmatinya.

Pernikahan ibuku yang kedua, aku tidak terlalu keberatan jika pernikahan tersebut membuat sifat gugup dan kikuknya hilang, aku seperti terlalu menjaganya.

Satu minggu sebelumnya ibu menyerahkan semua kebutuhan yang ia butuhkan untuk hari besarnya itu setelah aku mengatur jadwal kursus tembakku di Paris. aku menyanggupi.

Ada yang satu aku minta dari ibuku sebelum aku memutuskan untuk tinggal di rumahku sendiri, sebuah alat tenun yang tidak terpakai lagi milik nenek, ibuku menyetujuinya.

Aku membawa alat tenun itu menaruhnya di ruang tengah yang terpapar sinar matahari, aku membersihkannya dan aku diamkan dahulu.

Dan hari yang dinanti tiba, ibuku menangis tersedu-sedu karena begitu gugupnya menjalani prosesi pernikahan, gereja kecil itu menjadi saksi pernikahan manis itu dan aku sesekali merapihkan gaun ibuku, aku nampak gugup juga ya.

Keesokan paginya aku terbangun sendiri di rumah baruku, sebuah rumah sederhana di desa ini, tidak jauh jaraknya dari rumah ibuku, hanya saja sedikit privasi.

Pagi itu aku sedang mengaduk-aduk dua krim pewarna rambut, ya aku akan mewarnai rambutku menjadi biru laut, dengan sedikit gradasi, dan aku memucatkan warna kulitku agar terlihat eksentrik, mencari perhatian sebenarnya.

Sempurna! krim itu tercampur dengan baik dan aku memoleskannya di rambutku, baunya menyengat dan aku terpaksa menutup hidungku, sepertinya cukup banyak untuk rambutku yang panjang ini.

dan akhirnya aku mendapatkan rambutku berwarna, aku memandang wajahku lekat-lekat di cermin. sangat berbeda. kejutan untuk ibuku.

karena desa kami dekat dengan pantai aku memutuskan untuk pergi kesana pagi itu, setelah itu aku akan ke rumah ibuku. kejutan.

Aku mendapati ibuku berdoa kepada Bunda Maria, wajahnya teduh sepertinya ia sedang berdoa dalam-dalam, Ayah tiriku sudah pergi bertugas dan tepat ketika ibuku mengucapkan Amin, ia terkejut, seraya menjatuhkan rosarionya.

Aku tersenyum ganjil, dan wajahnya memerah.


Pagi itu kami sarapan bersama, ia tidak sempat untuk memasak sehingga aku mengambil alih dapur, masakan ala kadarnya seperti American Breakfast ke Prancis-Prancisan, Banyak telur mata sapi, sereal, keju dan kopi, kami saling menatap sendu entah mengapa.

Ibuku selalu mempermasalahkan keputusanku untuk pindah ke ibukota, Paris.
tapi aku sudah memutuskan bahwa hanya satu tahun saja untuk belajar mengolah kain disana, dan aku kembali.

kemudian ibuku mengajakku untuk ke kebun, kami membersihkan sisa makanan pesta kemarin malam, dan ibuku kembali bercerita tentang bunga-bunga, aku mendengus karena banyak sekali botol bir, siapa yang minum ? orang-tua orang tua itu memang kuat minum ternyata.

Lalu ibuku berkisah pelan, tapi aku bisa mendengar suaranya berkejaran dengan cicitan burung gereja yang menonton kami membersihkan kebun.

Ibuku mengatakan ia akan menurunkan satu keahliannya untuk mengembangbiakan bunga-bunga padaku, aku tertarik, aku mendengarkan dengan santun.

konon bunga bisa memperbaiki aura seseorang, pilihlah bunga yang tepat! tanam mereka dengan baik dan petik hasilnya.

ibuku memberi tahu satu rahasia, bahwa konon leluhur kami mempunyai ilmu magis terkait dengan bunga-bunga, apakah itu ? ia melanjutkan ....




No comments: