Kisses Kitten.

Kisses Kitten.
from google

Labels

Wednesday, April 2, 2014

Hanya Desahan Biasa.

Ciuman pertamaku aku dapati dengan rasa canggung. Ketika itu aku berada di perpustakaan kecil rumah pacarku disana ada banyak buku. Aku membaca satu buku menarik dengan ilustrasi sepasang kekasih melakukan deep kiss.
“Lihat dong!” aku menunjukan ilustrasi itu kepada pacarku ia sedang tidur ayam di kasur Palembang, dekat dengan diriku.
“kenape? Hidih!” ia sendiri kaget, aku tertawa.
“kok lo kaget gitu” aku heran.
“ya gue belum baca buku itu, coba sini gue baca”
Aku melempar buku itu.
“kok dilempar?” dia heran akupun heran, aku memejamkan mata tak lupa memajukan bibir mungilku. Mmmmm….
“goblog nanti lo nagih kalo gue cipok sekarang.” Dia tertawa lalu tidur lagi.

Malam itu aku menginap di rumahnya dan aku masih kepikiran ilustrasi buku yang kubaca siang hari itu, aku melamun saja di kamarnya.
“lo kenapa ?” aku bahkan tidak menjawab.
“haish” ia mendengus. Aku ditinggalkan di kamarnya sendirian. karena lelah melamun aku tertidur.
Tengah malamnya aku mendapati pacarku itu memelukku eh ya amboi ada kedamaian disana, darahku memanas. Aku terbangun.
“sori, kebangun ya?” ia mencium keningku. Cup!
Kami ngobrol lama sekali, padahal sudah tengah malam, kami ngobrol hal-hal yang lucu-lucu. Kemudian iya memandangku, suasana begitu syahdu sampai-sampai aku menahan nafas.
Aku merasa kok dengusan nafasnya berat ya ? ternyata ujung bibirnya sudah dekat di bibirku.

Kami berciuman lama sekali, itu ciuman kami semenjak kami berpacaran. Aku menyambut bibirnya lembut dan dia mengigit bibir atasku lumayan keras. Aku menyukainya.
Ia mendorongku saat aku menikmatinya, laksana kuah ramen nikmatnya.
“cukup, lo ketagihan tuh!” ia tertawa usil.
Tapi jantung kami sama-sama berdebar. Deg deg deg.

Bisa kamu bayangkan pagi harinya kami berciuman lagi lama pula durasinya sekitar 10 menit, kami menempelkan bibir kami, mengatup-ngatupkannya dan menahan nafas. Cukup.

Keesokan harinya Ia mulai usil. Ketika kami berciuman ia berusaha memasukan lidahnya ke mulutku, aku kaget, tapi lidahnya mengajari lidahku pelan-pelan, dan itulah yang paling lama.

Satu hari di parkiran sekolah ia menarikku, mendorongku ke dinding dan menciumku lagi. Begitu tiba-tiba tapi juga panas. Aku lemas sesudahnya tapi ia selalu membalas dengan senyum usilnya tapi matanya begitu teduh tanda ia saying padaku ? kuharap begitu.
Selanjutnya setiap kami belajar bersama ia mengajariku ciuman-ciuman yang enak, aku mengikutinya saja karena itu keahlian kami bertambah beberapa poin.

Kami memasukan hobby kami yang harus kami asah, berciuman. Setiap minggu pasti kami berciuman, enak, gurih, juga mengesankan. Tapi aku kalah jauh darinya ketika pagi hari saat aku menginap lagi di rumahnya ia menindihku memberiku kecupan-kecupan dalam di leherku, pembuluh darahku pecah meninggalkan tanda-tanda merah. Aku tak mau kalah. Sesudahnya kami lemas.

Hei kami tidak sejauh itu kok, kami hanya berciuman saja pagi hari itu. Juga hari-hari berikutnya.

Jangan macam-macam!

No comments: