Terjungkal
Mesra.
Saat itu
aku terjungkal di pasar, terjungkalnya terjungkal mesra.
Ketika aku
terjungkal tubuhku yang sintal ini tertahan oleh sepasang mata, mata yang teduh
tapi berkilatan geledek cinta, DHUAR DHUAR DHUAAR. Aku terjungkal mesra.
Sekonyong-konyongnya
aku tersipu, ia memapah badanku, aku berterima kasih dan ia membalas senyum. hatiku tersambar geledek, dadaku panas,
putingku mengencang. Aku terjungkal mesra.
Kemudian ia
pergi berlalu begitu saja, aku kejar dia sampai ke negeri cina, ternyata
toko-toko kelontong tua. Aku menyusulnya, ia menyadari aku mengikutinya.
Ia kibaskan
rambutnya sepintas aku kesetrum, keseleo lagi namun ia menangkapku.
“Kenapa?” tanyanya.
“Ga apa-apa” Jawabku santun.
Ia
memapahku, gesekan kulit kami menimbulkan panas. Aku tertegun ada sesuatu yang
aku cari di gesekan itu dan aku menahan lengannya.
“kenapa?”
tanyanya lagi.
“anterin
pulang” dasar tak tahu diri aku ini.
Ia mengantarku
ke depan aku dititipkan ke supir angkot.
“titip dia
ya pak, dia barusan keseleo” ujarnya ke supir angkot.
Aku
cemberut namun ia hanya tersenyum.
Buru-buru
aku ambil hapeku dan aku kocok-kocok, cling dunia memang ajaib! Aku dapat
kontak Linenya,padahal aku Cuma kocok hapeku hihi…
Malamnya
aku coba line dia, dia membalas.
“siapa ya”
“ini aku
yang terjungkal mesra padamu” aku membalas dengan kesan aku ini hidup di zaman
lalu. Lama ia tidak membalas.
“Oo loh kok
bisa dapat kontakku?”
“tadi aku
ngocok di angkot” jawabanku salah.
“maksudnya
pas aku goyangin kamunya masuk “ jawaban aku salah lagi.
“iya Line
kan kalo di kocok bisa invite itu semacam itulah ya. Jadi gitu” walaupun jelas
tetap saja jawabanku kacau.
“Ooo iya
ngocok ya hehehe…” dia membalas tapi kesannya mesum.
Ketika aku berLine ria
dengannya malam itu, kasurku roboh, tapi aku anggap itu kerobohan mesra karena
setelah roboh ia mengirimkan Line penutup.
“Selamat
tidur Have a nice dream”
Setelahnya
aku mimpi basah.
No comments:
Post a Comment