Kisses Kitten.

Kisses Kitten.
from google

Labels

Tuesday, March 31, 2015

Treat your friend as you want to be ...

Jadi teringat ketika gue pertama kali punya teman baru dari satu fakultas yang sama. malam itu kami makan malam bertiga dan dia bertanya;

"Ada kenalan ga di jurusan gue, ngga?"
"hmm, ga dekat tapi kenal itu si anu... temenan ga?" di sela-sela gue mengunyah makan malam.
"Oh anu iya satu kelas tapi gue ga dekat, dia anaknya pilih-pilih teman, cuma mau sama yang kaya raya dan hits saja, baru-baru ini aja anu sapa gue hehe anaknya gitu ngga."
"OooH" bengong dan memikirkan hal-hal menyeramkan.

"tapi..." gue tidak jadi mealanjutkan.


Mempunyai teman baru ketika gue kuliah adalah hal yang menyusahkan buat gue, hal yang selalu gue pikirkan dan menjadi bahan bengong setiap malam, seperti teman gue ucapkan diatas hal-hal seperti itu terkadang membuat gue ... minder?

Dahulu ketika gue SMA gue menjadi anak baru di sebuah sekolah yang terkenal sebagai jebolan model-model sekedar masuk rubrik remaja di koran dan fotonya masuk maka otomatis menjadi model *BHAYANGKAN tetapi berawal dari hal sesederhana tersebut tidak jarang mereka berangkat menjadi idola tanah air.

ketika itu gue berpikir gue bakal cupu banget, ternyata engga mereka sebagian besar ramah See... pikiran memang mengatur hal menjadi seserius itu, berbeda ketika gue kuliah, ketika SMA persaingan antar jurusan IPA memang begitu kentara namun silahturahim tetap terjaga dan bertambah.
kelas IPA terbagi menjadi 4 kelas dengan definisi sebagai berikut.
IPA 1 adalah kelas superior yang memiliki potensi-potensi akademik yang terbaik dengan tingkat kesadisan ucapan yang tinggi pula, dari teman-teman IPA 1 mental gue ditempa dengan keras karena setiap ucapan mereka sangat gemilang ketika bercanda, btw ini kelasnya Ziggy.
IPA 2 adalah kelas superior dengan tingkat kemodisan yang sangat ideal dengan cowo-cowo tampan dan cewe-cewe cantik menjadi lebur membuat simpul standar model SMA gue ini, gue ingat banget ketika satu tren muncul maka IPA 2 mungkinlah yang menjadi pionir.
IPA 3 which is kelas gue adalah kelas supernatural dengan gabungan tingkat kemodisan dan intelejensia yang tinggi juga, terkenal sebagai kelas yang terbuka dan ramah terhadap teman-teman di luar jurusan karena itulah sebagian anak-anak kelas IPA 1 yang sedang bersedih akan main ke kelas IPA 3
IPA 4 cenderung gemilang dengan kekompakan yang sedikit uhm bisa dikatakan songklak ya, cenderung menjadi gunjingan karena ada saja kelakuan ajaib yang mereka lakukan.


Ketika SMA gue mendapatkan teman-teman baru hanya dengan sekedar ... berdiri di depan kelas.
"Si anu... udah datang belum?" ucap satu orang anak yang belum gue kenal dari kelas tetangga lalu berlanjut dengan nanya tugas lalu nanti bertemu lagi lalu jadi akrab.

atau ketika masuk ke kelas bahasa Jepang yang merupakan campuran dari berbagai jurusan karena merupakan mata pelajaran pilihan.
"Eh gue belum bisa perkenalanlah kon**l" ucap satu orang anak
"gue juga nih" gue senyum2 najis.
"anak baru?"
"iya."
"pindahan dari?" selanjutnya akrab karea sama-sama beleguk.

Sebagian besar ketika bubar sekolah masih nangkring di sekolah, menonton anak-anak latihan paskribraka, lalu wifian namun koneksinya masih belum seperti sekarang, kudu cek IP ke kantor T.U dulu. biasannya nanti gue bakal kenalan sama anak-anak paskribraka yang lagi istirahat tentunya sama-sama temen-temen gue yang ogah pulang.

Tetapi di kampus gue kok mandek ya, ketika gue gabung di satu UKM kesenian di kampus, gue jaim mereka super jaim juga, rasannya ada batas sekali kalau mau kenalan atau akrab well well gue yang too grumpy being pasti, kadang gue selalu  lempar pertanyaan ke diri sendiri.

"lo alay kali"
:"lo sok cool meur"
"ya coba aja dulu"

berlarut-larut sampai gue akhirnya mengundurkan diri dari ukm tersebut, karena sebagian besar pengurusnya pria lalu hanya memperhatikan mahasiswi saja dan pengurus wanitannya mengekor pengurus pria sehingga gambar gue kurang diawas lalu gue sering tidak dapat sms jatah kumpul latihan well, well, well, sudah nasib daripada gue kurang eksplor lebih baik gue latihan sendiri dulu nanti gabung lagi.

ketika gabung BEM gue lumayan akrab tapi karena gue malas solat dan selalu merengut ketika diajak solat mereka jadi malas berteman, kafir.

"Angga.... kenapa lo ga pura-pura solat aja biar akrab dan terlihat sama baiknya dengan mereka " Meymey muncul dari mawar yang baru mekar.
"Lha... kok gitu Mey?"
"Iyaa... being fake is a bridge to everything ya know" Meymey sedikit merapikan rambutnya.
"Tapi Mey..."
"Kalau si anu yang pilih teman berdasarkan kekayaan, ciptakan kekayaan lo sendiri" seenak modol Meymey memberi nasehat.

Lalu cermin diujung bergema.
"Bukankah kamu juga pilih-pilih teman Angga?"
"I..iya.. tetapi biasannya dari tingkat pengetahuannya aja, maksudnya sejauh mana dia punya kesamaan."
"Hidup jangan dibuat monoton" ucpa cermin itu lagi
"Maksudnya?"
"Seperti twit-twit yang sering di retweet, untuk mengenal dunia kamu harus bertemu banyak orang yang berbeda dari kamu, benar tidak ?"
"Tapi merekannya yang ndak suka gue min! because my ugliness, my my rewarded on being ugly and and.."
"Seperti tulisan hasil cetak di kamar Nana 'Perlakukan temanmu seperti engkau ingin diperlakukan."

Gue pun terdiam apakah selama ini gue yang terlalu sakit di twitter terlalu frontale sehingga mereka jadi malas atau bagaimana, oh no. mungkin juga iya, sama ketika gue melihat twit-twit selebtwit itu. ketika gue melihat tulisan di kamar Nana. gue mikiiiir sekali ketika hari itu juga gue cek twit Ziggy mengatakan hal yang sama namun dalam bahasa Inggris. Nana selalu baik sama gue dia memberikan kue-kue enak setiap tahun karena dia tahu dia juga akan diperlakukan sama -walau tidak mengharap pastinya- karena ketika itu gue juga ada pikiran "Enaknya kasi dia kado apa ya nanti". atau ke Regi atau ke yang lain.


But it's too late...

"No... monsieur, memang ga mudah tapi cobalah menjadi 'wajar'" Meymey mengerling.

Errr... di grup Whatsapp kelas gue ga pernah mengucapkan ulang tahun teman gue -pernah dulu- karena sebagian besar copy paste, dan gue juga memang tidak terlalu akrab, teman yang akrab pun gue jarang ucapkan, bukan karena gue benci tapi kurang klik, ya know kurang klik dalam beberapa hal yang tapi gue ga salah kan ? gue cuma ga mau itu sekedar basa-basi, gue tidak terbiasa dengan basa-basi dan baru belajar basa-basi baru-baru ini saja, belum fasih, jadi gue pikir ketika gue ultah nanti gue juga tidak akan mendapatkan hal serupa, INI TULISAN MAU KE ARAH MANA YA?!
So timbal-balik daang!.



kapan-kapan tulisan ini gue update ah, belum beres.

"Yuk Mey cabut".




No comments: