Jamuan keluarga kelinci
Setelah dari Gili aku menerima undangan dari bapak dan ibu
kelinci mereka mengundangku untuk makan siang.
Aku sempat mewawancarai mereka seminggu lalu (urusan
pekerjaan seperti biasa) karena mungkin aku sopan mereka mengundangku kembali.
Ramai sekali karena luas taman di jadikan tempat makan siang.
Anak- anak kelinci menyalakan musik instrumental untuk
berdoa. Aku menghargai keyakinan keluarga kelinci maka aku mengikuti gerakan
mereka, semacam pemujaan. Instumental yang cepat dan gerakan yang cepat pula.
Satu- per satu dari mereka menyuapi aku dengan buah-buah
kecil. Masih saja kami menggerak-gerakan badan.
Amin.
Betrand anak pertama menuangkanku wine dari koleksi yang tua
sekali, jamuan utama daging merah yang di panggang dengan rempah-rempah wangi,
menggiurkan.
Tegukan pertama dua teguk sekecil sekadar dan sewajar.
Aku menyantap kelinci panggang muda itu nikmat sekali.
Kami berbincang-bincang mengenai dollar yang naik hari itu
dan rencana bu kelinci mengambil investasi yang baik.
Sampai mereka menanyakan apakah aku menyukai anak mereka dan
tentu aku bingung, sampai sejauh mana aku berkencan dengan anak mereka aku
tertawa bingung.
“yang kau makan itu, kau tampak menyukainya dear.”
Aku sudah menduganya dan jawaban apa yang harus ku utarakan
jika aku menyukainya apakah mereka akan memanggang anak mereka lagi ? ternyata
itu daging kelinci panggang. Anak mereka yang muda.
1 comment:
???
Post a Comment