Pagi itu aku datang ke gereja, dan di luar sedang hujan, ini
New York dan wajar gereja sepi karena memang hamba tuhan terjerat pada
lampu-lampu gedung di luar sana dan aku baru saja melanjutkan pendidikanku di
sini, di kota ini.
Ada upacara di gereja ini, ini gereja kulit hitam di
sini dan aku sebagai orang asia baru
disini berusaha tenang karena sedang ada misa.
Patung Yesus yang tersalib menatap sayu sebakul apel merah
di meja altar, aku bingung untuka apa apel sebanyak itu, aku berusaha menahan
dingin di gereja itu beberapa jemaat yang hadir hanya terdiam menatap dan
berdoa.
Keluarlah mereka sekelompok penyanyi gereja, dan mulailah
kidung yang baru pertama kali kudengar begitu sendu dan instrumen yang
dimainkan begitu kelam.
Aku hanya menatap sekeliling yang tiba tiba menjadi gelap
karena mendung pekat.
Mereka bernyanyi begitu pilu aku tidak tahan.
Satu gadis afrika yang cantik memotong-motong apel itu sama
rata, dibagikannya sepotong untukku, dan sepotong untuk yang lainnya.
Apel itu manis tapi nyanyiannya begitu pilu aku gemetar
entah kenapa.
Aku terjaga dan itu hanya mimpi. New york memang sedang hujan
ternyata aku kelelahan ini hari pertamaku dan esok aku harus belajar disini.
Ku anggap mimpi itu upacara penyambutanku, agar aku tidak
terlena dan karena agar aku siap.
Tak terlupa sarapan itu apel manis.
No comments:
Post a Comment