Awalnya kamu yang menawarkan bantuan di vending machine itu
ya di negara ku tidak ada loh vending machine coca cola kebetulan aku haus, dan
karena ke udikanku kau mentraktirku . tentu dong aku seneng kan jadi hemat
akunya.
Sudah dua bulan sejak aku tiba di negara ini, di kota ini
dan ini awalnya membuat aku ketakutan setengah berdiri karena di New York ini
aku sendiri jadi adaptasi pertama adalah aku berkeliling di temani senior dari
kedutaan si mbak cantik yang baik, memberikan penjelasan mengenai rute kereta,
apa yang harus aku lakukan dan tidak, bagaimana caranya menghindari babi dan
kapan boxing day tiba, selebihnya aku menghubungi ibuku yang kini menetap di
Gili walau kami harus buru-buru karena mahalnya pulsa kan.
Memang banyak orang asia di sekolah ini kebanyakan dari
korea dan hongkong beberapa dari jepang, sama sepertiku mereka sedang membangun
industri ini di negaranya dan kami berjuang mendapatkan intriknya ilmunya
tekniknya.
Sewaktu di Bandung aku memang peragu dalam bertindak, aku
tidak bisa berani dalam mengambil keputusan aku takut salah melangkah dan
kecewa berat jika gagal, tapi setelah melewati semuanya aku memberanikan diri
untuk pergi ke sini dan aku memang banyak berubah. Aku kembali memanjangkan
rambutku, aku masih suka merapikan berkas tulisan dan bon pengeluaranku di
malam hari sebelum tidur dan aku tidak lupa memasak sarapan sendiri agar hemat.
Setelah kelabu beban itu terangkat aku semakin percaya diri.
Aku selalu membayangkan wajahku pasti rautnya tidak jauh
seperti wajah Natalie Portman dalam BlackSwan, rapuh, begitu pucat dan goyah,
seperti biasa ketika aku berjalan aku akan terlihat seperti seperti sebatang
pohon yang tertiup angin, kaku tapi bergerak. Setiap bertemu banyak orang
rautnya sebisa mungkin tenang tapi gugup tidak berkesudahan. Tapi itu dulu
sewaktu di Bandung.
Semenjak mama menetap di Gili dan menghuni rumah yang nyaman
di pedesaan asri aku menjadi tenang setidaknya tetangga-tetangga kami baik dan
siap membantu sementara adikku membuka kafe kecil di sampingnya dan itu
menyibukan mereka , sementara kakakku sedang mengurus usahanya, aku tenang
pergi ke Amerika, bandingkan dengan aku yang dulu selalu kepikiran selama
kuliah di bandung. Karena daerah yang dulu panas tak berair sedangkan Gili ada
banyak air yang menenangkan pikirku.
Dan kamu yang sekarang menjadi pikiranku.
Semenjak kebodohanku di vending machine itu kita sering
berpapasan, aku kosong kau menyapa dan seperti di film-film aku tergagap dan
kau tertawa.
Sekarang aku merasakan penatnya begadang sampai malam
mencari referensi dan menjahit di studio, koh regi memang benar menjahit
menyenangkan sampai kalau kau penat dan mengantuk entah apa jadinya, dan
biasanya ketika aku sedang istirahat kala aku harus menginap di studio kita
bertemu, kau rupanya begadang juga mengerjakan proyek, siapa sih kau jadi
ketemu terus.
“My name is Swarvbothiajsuuhssjdsdsbfbhgf” ucapnya pelan
tapi kurasa aku lupa membersihkan telingaku, i dont catch them.
“i beg you pardon?”
“call me S “
“S”
Canggung mungkin karena juga aku sudah mengantuk dan di
sela-sela kantuk itu kita mengobrol panjang sehingga jahitanku tidak selesai
serta kesadaranku bahwa nama panjang tadi terdengar familiar, itu bahasa thai,
hangat hangat thai ayam kupikir, tapi aku ngantuk berat
“jahit?”
“hmm ya oh ya jahit”
“emang rame ? kudu di studio ?”
“belom dapet mesin buat di flat yah yang layak dan murah hee”
“ooo” panjang dan curi-curi matanya ke studio, yah tinggal
aku dan beberapa siswa sih, sepertinya Martha sudah pulang ah shit aku kan mau
bareng.
“baiknya kamu selesaikan”
“iya dong.”
Tapi satu yang tidak berubah adalah ke frigidanku haha,
sekenanya aku menjawab kemudian meneruskan jahitanku, selesai dan itu sedikit
gagal, besok saja di perbaiki.
Sudah malam memang agak berbahaya untuk little asia di kota
ini, kriminal memang sudah di minimalisir tapi siapa sih yang tidak tergoda
untuk merampokku? Walau flatku lumayan dekat, dan kau datang lagi rupanya, S
kau membuntuti ya ?
“bareng ? udah hapal jalan nih kalo malem?”
“udeh dong gile lo ahaha” anterin dong
“flat mana ?”
“lurus belok kiri nah di bar itu, atas tau ?”
“oh bareng aja gimana? Deket kok dari gue hee” tawaran yang
ga boleh di tolak
“oke bareng”
Sebenarnya sudah mengantuk sekali kalau berjalan kebetulan
dia bawa skuter ah kenapa tidak taksi saja ya. hemat
dan aku...
Bersambung
No comments:
Post a Comment