Kisses Kitten.

Kisses Kitten.
from google

Labels

Tuesday, January 29, 2013

S for Story



Awalnya kamu yang menawarkan bantuan di vending machine itu ya di negara ku tidak ada loh vending machine coca cola kebetulan aku haus, dan karena ke udikanku kau mentraktirku . tentu dong aku seneng kan jadi hemat akunya.
Sudah dua bulan sejak aku tiba di negara ini, di kota ini dan ini awalnya membuat aku ketakutan setengah berdiri karena di New York ini aku sendiri jadi adaptasi pertama adalah aku berkeliling di temani senior dari kedutaan si mbak cantik yang baik, memberikan penjelasan mengenai rute kereta, apa yang harus aku lakukan dan tidak, bagaimana caranya menghindari babi dan kapan boxing day tiba, selebihnya aku menghubungi ibuku yang kini menetap di Gili walau kami harus buru-buru karena mahalnya pulsa kan.
Memang banyak orang asia di sekolah ini kebanyakan dari korea dan hongkong beberapa dari jepang, sama sepertiku mereka sedang membangun industri ini di negaranya dan kami berjuang mendapatkan intriknya ilmunya tekniknya.
Sewaktu di Bandung aku memang peragu dalam bertindak, aku tidak bisa berani dalam mengambil keputusan aku takut salah melangkah dan kecewa berat jika gagal, tapi setelah melewati semuanya aku memberanikan diri untuk pergi ke sini dan aku memang banyak berubah. Aku kembali memanjangkan rambutku, aku masih suka merapikan berkas tulisan dan bon pengeluaranku di malam hari sebelum tidur dan aku tidak lupa memasak sarapan sendiri agar hemat. Setelah kelabu beban itu terangkat aku semakin percaya diri.
Aku selalu membayangkan wajahku pasti rautnya tidak jauh seperti wajah Natalie Portman dalam BlackSwan, rapuh, begitu pucat dan goyah, seperti biasa ketika aku berjalan aku akan terlihat seperti seperti sebatang pohon yang tertiup angin, kaku tapi bergerak. Setiap bertemu banyak orang rautnya sebisa mungkin tenang tapi gugup tidak berkesudahan. Tapi itu dulu sewaktu di Bandung.
Semenjak mama menetap di Gili dan menghuni rumah yang nyaman di pedesaan asri aku menjadi tenang setidaknya tetangga-tetangga kami baik dan siap membantu sementara adikku membuka kafe kecil di sampingnya dan itu menyibukan mereka , sementara kakakku sedang mengurus usahanya, aku tenang pergi ke Amerika, bandingkan dengan aku yang dulu selalu kepikiran selama kuliah di bandung. Karena daerah yang dulu panas tak berair sedangkan Gili ada banyak air yang menenangkan pikirku.








Dan kamu yang sekarang menjadi pikiranku.
Semenjak kebodohanku di vending machine itu kita sering berpapasan, aku kosong kau menyapa dan seperti di film-film aku tergagap dan kau tertawa.
Sekarang aku merasakan penatnya begadang sampai malam mencari referensi dan menjahit di studio, koh regi memang benar menjahit menyenangkan sampai kalau kau penat dan mengantuk entah apa jadinya, dan biasanya ketika aku sedang istirahat kala aku harus menginap di studio kita bertemu, kau rupanya begadang juga mengerjakan proyek, siapa sih kau jadi ketemu terus.
“My name is Swarvbothiajsuuhssjdsdsbfbhgf” ucapnya pelan tapi kurasa aku lupa membersihkan telingaku, i dont catch them.
“i beg you pardon?”
“call me S “
“S”
Canggung mungkin karena juga aku sudah mengantuk dan di sela-sela kantuk itu kita mengobrol panjang sehingga jahitanku tidak selesai serta kesadaranku bahwa nama panjang tadi terdengar familiar, itu bahasa thai, hangat hangat thai ayam kupikir, tapi aku ngantuk berat
“jahit?”
“hmm ya oh ya jahit”
“emang rame ? kudu di studio ?”
“belom dapet mesin buat di flat yah yang layak dan murah hee”
“ooo” panjang dan curi-curi matanya ke studio, yah tinggal aku dan beberapa siswa sih, sepertinya Martha sudah pulang ah shit aku kan mau bareng.
“baiknya kamu selesaikan”
“iya dong.”
Tapi satu yang tidak berubah adalah ke frigidanku haha, sekenanya aku menjawab kemudian meneruskan jahitanku, selesai dan itu sedikit gagal, besok saja di perbaiki.

Sudah malam memang agak berbahaya untuk little asia di kota ini, kriminal memang sudah di minimalisir tapi siapa sih yang tidak tergoda untuk merampokku? Walau flatku lumayan dekat, dan kau datang lagi rupanya, S kau membuntuti ya ?
“bareng ? udah hapal jalan nih kalo malem?”
“udeh dong gile lo ahaha” anterin dong
“flat mana ?”
“lurus belok kiri nah di bar itu, atas tau ?”
“oh bareng aja gimana? Deket kok dari gue hee” tawaran yang ga boleh di tolak
“oke bareng”
Sebenarnya sudah mengantuk sekali kalau berjalan kebetulan dia bawa skuter ah kenapa tidak taksi saja ya. hemat

dan aku...






Bersambung

No comments: